Yaya dikritik karena dianggap seringkali memberi kontribusi yang minim dalam permainan City. Ada juga yang menyebutnya malas di atas lapangan. Bahkan, dia disebut “egois” oleh Jamie Carragher seusai City kalah 1-2 dari Arsenal beberapa waktu lalu.
Soal bahasa tubuh Yaya-lah yang kemudian dikritik. Terutama setelah dirinya terlihat ogah-ogahan saat menyerahkan trofi pemain terbaik Afrika 2015 kepada Pierre-Emerick Aubameyang beberapa hari lalu.Yaya terlihat kecewa karena impiannya meraih gelar tersebut untuk lima kali secara beruntun gagal.
“Mungkin lebih soal image-nya, bahasa tubuhnya,” ujar Pellegrini seperti dikutip Soccerway.
“Saya juga katakan musim lalu bahwa jika melihat statistik Yaya setiap pertandingan, dan dia berlari hampir sama jumlahnya dengan seluruh gelandang yang ada,” sambungnya.
Musim lalu Yaya bikin 12 gol dari 37 pertandingan, menurun dari saat membawa City jadi juara dengan 24 gol dari 29 penampilan. Pemain 31 tahun itu musim ini sudah bikin enam gol dari 27 penampilan.
Menurut Pellegrini, dari statistik yang ada tidak ada yang salah dengan penampilan Yaya musim ini. Maka dari itu, Pellegrini meminta publik untuk lebih menghormati Yaya.
“Sulit bagi manajer untuk mencadangkannya karena dia adalah pemain yang sangat bagus. Dia adalah pemain yang bisa membuat perbedaan,” papar Pellegrini.
“Setiap saat mungkin ketika kami tidak mencetak gol yang kami butuhkan atau kami pantas dapatkan, orang-orang bertanya ‘Apa yang terjadi dengan Yaya?’”
“Ingat bahwa Yaya selalu bikin gol di tiga laga terakhirnya, gol-gol yang sangat penting,” tuntas Pellegrini.
Posted by , Published at 5:28 PM and have
0
comments
No comments:
Post a Comment